PROGRAM YESS KABUPATEN
TULUNGAGUNG DI BDSP BPP NGANTRU
MELAKSANAKAN PELATIHAN
BAGI PETANI MILENIAL
(MANAJEMEN BISNIS BAGI
PEMULA (START UP)
((Dalam
pelatihan ini peserta diajak membuat))
U MM B
( UREA
MOLASSES MULTINUTRIEN BLOK )
Oleh:
Mudayat, SPt
urea molasses multinutrien blok (U MM B ). Merupakan Penambahan suplemen UMMB telah lama digunakan untuk sapi potong, domba maupun kambing (Evitayami et al., 2004). Tujuan pemberian U M MB adalah penambahan suplemen pada ternak, membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia juga untuk membantu meningkatkan kecernaan dengan cara menstabilkan kondisi keasaman (pH) di dalam rumen. Teknologi pembuatan UMMB dapat diaplikasikan pada wilayah- wilayah dengan sumber pakan utamanya sangat terbatas atau kualitasnya nutrisinya rendah. Teknologi pembuatan UMMB yang mudah serta biaya yang murah dapat dilakukan oleh peternak ruminansia skala kecil (Hennessy, 1984). Suplemen UMMB dapat dibuat dengan menggunakan formulasi yang bervariasi tergantung pada pasokan dan harga bahan- bahan yang dibutuhkan. Selain manfaat tersebut, UMMB juga memiliki palatabilitas tinggi sehingga disukai oleh ternak ruminansia (Yanuartono et al., 2015). Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran manfaat UMMB untuk ternak ruminansia.
UMMB merupakan pakan tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat
makanan. Bahan pembuat UMMB antara
lain adalah urea, molasses, mineral
dan bahan lainnya yang memiliki kandungan
protein dan mineral yang cukup tinggi. Suplemen
UMMB dibuat dalam bentuk padat, kompak dan keras tetapi
larut dalam air sehingga memudahkan ternak untuk menjilatinya (Focus, 2005).
Saat ini UMMB dalam
bentuk komersial sudah dapat
diperoleh di pasaran. Namun demikian, di wilayah
padat ternak atau daerah dengan pendapatan peternak yang rendah akan lebih baik jika peternak
diajarkan untuk membuat
sendiri dengan bahan bahan lokal
yang tersedia di wilayah tersebut. Selain dapat memanfatkan bahan pakan lokal yang tersedia, jika dilihat dari sisi harga, pembuatan
UMMB akan jauh lebih murah
jika dibandingkan dengan membeli produk
jadi UMMB (Garg dan Sherasia, 2011).
Tingkat kekerasan blok sangat tergantung pada komposisinya. Makin tinggi kandungan molasses dan urea makin rendah kepadatannya. Bahan pemadat atau pengisi sangat penting untuk menghasilkan produk yang keras dan tergantung dari jenis bahan pemadatnya. Tingkat kekerasan blok juga dipengaruhi oleh jangka waktu penjemuran. Yanuartono et al. (2014) menunjukkan bahwa penjemuran selama 14-28 hari mampu membuat blok dengan bahan perekat semen menjadi keras. Laporan tersebut senada dengan laporan Mubi et al. (2013) yang menyatakan bahwa penjemuran blok dengan bahan perekat semen selama 30 hari dapatmeningkatkan kekerasannya.
Bahan Penyusun UMMB
Urea . Ruminansia mampu
memanfaatkan sumber protein yang berbeda
dengan hewan Keuntungan penggunaan urea pada pakan
ruminansia karena memiliki protein kasar tinggi dan berbentuk senyawa sederhana sehingga dapat digunakan sebagai
sumber protein oleh mikrob
rumen (Enseminger dan Olentine,
1978). Pada awal penggunaan urea, level
yang dianjurkan adalah 1 dari bahan kering ransum dan tidak lebih melebihi 3% dari campuran
konsentrat atau tidak lebih dari sepertiga
dari kebutuhan protein (Chalupa, 1968). Pemberian pakan tambahan yang kaya akan mineral dapat membantu
tersedian mineral bagi
bakteri dalam rumen (Panday, 2010). U rea sering digunakan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat
melalui proses amoniasi karena lebih
mudah, murah dan lebih aman
dibandingkan proses alkalinasi
lainnya serta dapat meningkatkan kadar
N untuk memasok kebutuhan bagi mikrob rumen (Van Soest, 2006).
Meskipun di satu sisi penggunaan urea sangatlah
menguntungkan, namun di sisi lain urea juga memiliki sisi yang merugikan. Keracunan dapat
terjadi setiap saat jika ternak
ruminansia mendapatkan akses mengonsumsi urea dalam jumlah besar, adaptasi
pemberian urea yang terlalu
singkat, campuran pakan basal dengan urea yang tidak seimbang, atau pemberian urea dengan konsentrasi yang tinggi pada pakan basal rendah energi, protein
dan tinggi serat (Amir et al., 2012). Mengakibatkan keracunan
urea
Molasses. Molasses didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dengan cara dicampurkan pada pakan konsentrat, hijauan, limbah pertanian ataupun melalui proses fermentasi pada pembuatan konsentrat, aktivator pembuatan silase dan bahan dasar pembuatan UMMB. Molasses dapat diberikan dalam berbagai bentuk dan sangat bermanfaat dalam situasi pakan basal tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak. Namun demikian, di masa yang akan datang perlu penelitian-penelitian untuk menggantikan molasses dengan sumber lain yang nilai nutrisinya setara dengan molasses. Hal tersebut karena saat ini harga molasses semakin tinggi karena sebagian besar telah diproses lebih lanjut menjadi alkohol yang jauh lebih mahal harga jualnya..
Sumber Mineral . Mineral merupakan bahan yang penting dalam
pembuatan UMMB. Sumber mineral yang murah dan mudah didapat pada umumnya berupa tepung kerang, tepung tulang, lactomineral , dolomit, kapur bangunan dan garam dapur (NaCl). Mineral premiks
perlu ditambahkan ke dalam UMMB apabila
pakan basal yang diberikan memiliki kualitasnya
sangat rendah (Yanuartono et al., 2015). Garam dapur selain digunakan sebagai sumber mineral juga dapat meningkatkan
palatabilitas serta dapat membatasi
konsumsi pakan yang berlebihan dan
harganya murah. Semua ternak suka
memakan garam apabila disediakan dalam bentuk jilatan ( lick ) atau dalam bentuk halus dilarutkan dalam air minum.
Bahan Pengeras. Semen atau kapur merupakan komponen dalam formulasi UMMB yang
digunakan sebagai bahan
perekat untuk mengikat semua
bahan dan juga merupakan sumber
kalsium/Ca (Antwi, 2014). Sekitar 10 sampai
15% semen atau kapur cukup untuk membuat
UMMB menjadi keras dan tidak membahayakan ternak.
Penelitian menun
jukkan bahwa tidak ada efek negatif dari semen saat diberikan sampai 1% dari
total asupan harian bahan kering,
selama waktu pemberian (Mohammed et al .;
2007; Antwi, 2014). Menurut Aye
(2005), penambahan semen sebanyak 10- 15% sebagai bahan pengikat dan pengeras pada UMMB tidak menimbulkan masalah
pada ternak. Selain penggunaan semen, tanah liat dapat juga digunakan sebagai bahan perekat pada pembuatan UMMB. Penelitian Omoniyi
et al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan semen (10%) sebagai pengikat dikombinasikan dengan tanah liat
(5%) terbukti efektif dan efisien sebagai bahan
pengikat UMMB.
Bahan Pengisi . Komposisi UMMB sangatlah bervariasi dan di setiap
wilayah atau negara
ada kemungkinan berbeda,
tergantung pada hasil
pertanian di wilayah tersebut. Bahan pengisi dalam UMMB digunakan sebagai sumber energi
dan protein. Bahan-bahan pengisi ditambahkan agar dapat meningkatkan kandungan
nutrisi UMMB dan supaya menjadi bentuk
padatan yang kompak. Bahan-bahan pengisi
yang paling sering digunakan adalah dedak padi (Gadzama et al .,
2016; Yanuartono et al .,
2016) dan dedak gandum atau pollard (Yanuartono et al., 2014). Sebagai bahan pengisi dalam pembuatan UMMB dapat dipilih variasi di antara bahan-bahan tersebut yang murah dan dapat diperoleh. Variasi bahan
pengisis UMMB juga dapat
berdasarkan atas musim panen sehingga limbah hasil
panen tersebut tersedia
dalam jumlah yang berlimpah.
Pengaruh UMMB terhadap
Ternak.
Hasil pemberian UMMB pada
ternak cukup menjanjikan karena mampu meningkatkan
produktivitas. . Tambahan
UMMB tersebut mampu menggantikan
hingga 20% dari konsentrat dalam ransum
Keuntungan penggunaan urea
pada pakan ruminansia karena
memiliki protein kasar tinggi dan
berbentuk senyawa sederhana sehingga dapat digunakan
sebagai sumber protein oleh mikrob rumen (Enseminger dan Olentine, 1978). Pada awal penggunaan
urea, level yang dianjurkan adalah 1 dari bahan kering ransum dan tidak lebih melebihi 3% dari campuran
konsentrat atau tidak lebih dari sepertiga
dari kebutuhan protein (Chalupa, 1968). Pemberian pakan tambahan yang kaya akan mineral dapat membantu
tersedian mineral bagi
bakteri dalam rumen (Panday, 2010). U rea sering digunakan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat
melalui proses amoniasi karena lebih
mudah, murah dan lebih aman
dibandingkan proses alkalinasi
lainnya serta dapat meningkatkan kadar
N untuk memasok kebutuhan bagi mikrob rumen (Van Soest, 2006).
Meskipun di satu sisi penggunaan urea sangatlah
menguntungkan, namun di sisi lain urea juga memiliki sisi yang merugikan. Keracunan dapat
terjadi setiap saat jika ternak
ruminansia mendapatkan akses mengonsumsi urea dalam jumlah besar, adaptasi
pemberian urea yang terlalu
singkat, campuran pakan basal dengan urea yang tidak seimbang, atau pemberian urea dengan konsentrasi yang tinggi pada pakan basal rendah energi, protein
dan tinggi serat (Amir et al., 2012). Mengakibatkan keracunan
urea
Molasses. Molasses didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dengan
cara dicampurkan pada pakan konsentrat, hijauan,
limbah pertanian ataupun melalui proses fermentasi pada pembuatan konsentrat, aktivator pembuatan silase dan bahan
dasar pembuatan UMMB. Molasses dapat
diberikan dalam berbagai
bentuk dan sangat
bermanfaat dalam situasi
pakan basal tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak. Namun demikian, di masa yang akan datang perlu penelitian-penelitian untuk menggantikan molasses dengan sumber lain yang nilai nutrisinya setara dengan molasses. Hal tersebut karena saat ini harga molasses
semakin tinggi karena sebagian besar telah diproses lebih lanjut menjadi alkohol yang jauh lebih mahal
harga jualnya.
Molasses juga dapat menyebabkan keracunan. Gejala-gejala yang dapat terlihat yaitu terjadinya inkoordinasi dan kebutaan yang disebabkan oleh deteorisasi otak yang
mirip dengan nekrosis serebrokortikal (Senthilkumar et al., 2016). Gejala awal keracunan molasses adalah
ternak menolak mengonsumsi molasses, hipersalivasi, berputar-putar di dalam kandang, selanjutnya rubuh dan mengalami koma dan mati (Rowe et al., 1977). Pemberian hijauan berkualitas tinggi pada ternak dapat mencegah terjadinya keracunan tersebut.
Sumber Mineral . Mineral merupakan bahan yang penting dalam
pembuatan UMMB. Sumber mineral yang murah dan mudah didapat pada umumnya berupa tepung kerang, tepung tulang, lactomineral , dolomit, kapur bangunan dan garam dapur (NaCl). Mineral premiks
perlu ditambahkan ke dalam UMMB apabila
pakan basal yang diberikan memiliki kualitasnya
sangat rendah (Yanuartono et al., 2015). Garam dapur selain digunakan sebagai sumber mineral juga dapat meningkatkan
palatabilitas serta dapat membatasi
konsumsi pakan yang berlebihan dan
harganya murah. Semua ternak suka
memakan garam apabila disediakan dalam bentuk jilatan ( lick ) atau dalam bentuk halus dilarutkan dalam air minum.
Bahan Pengeras. Semen atau kapur merupakan komponen dalam formulasi UMMB yang
digunakan sebagai bahan
perekat untuk mengikat semua
bahan dan juga merupakan sumber
kalsium/Ca (Antwi, 2014). Sekitar 10 sampai
15% semen atau kapur cukup untuk membuat
UMMB menjadi keras dan tidak membahayakan ternak.
Penelitian menun- jukkan bahwa tidak ada efek negatif dari semen saat diberikan sampai 1% dari
total asupan harian bahan kering,
selama waktu pemberian (Mohammed et al .;
2007; Antwi, 2014). Menurut Aye
(2005), penambahan semen sebanyak 10- 15% sebagai bahan pengikat dan pengeras pada UMMB tidak menimbulkan masalah
pada ternak. Selain penggunaan semen, tanah liat dapat juga digunakan sebagai bahan perekat pada pembuatan UMMB. Penelitian Omoniyi
et al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan semen (10%) sebagai pengikat dikombinasikan dengan tanah liat
(5%) terbukti efektif dan efisien sebagai bahan
pengikat UMMB.
Bahan Pengisi . Komposisi UMMB sangatlah bervariasi dan di setiap
wilayah atau negara
ada kemungkinan berbeda,
tergantung pada hasil
pertanian di wilayah tersebut. Bahan pengisi dalam UMMB digunakan sebagai sumber energi
dan protein. Bahan-bahan pengisi ditambahkan agar dapat meningkatkan kandungan
nutrisi UMMB dan supaya menjadi bentuk
padatan yang kompak. Bahan-bahan pengisi
yang paling sering digunakan adalah dedak padi (Gadzama et al .,
2016; Yanuartono et al .,
2016) dan dedak gandum atau pollard (Yanuartono et al., 2014). Sebagai bahan pengisi dalam pembuatan UMMB dapat dipilih variasi di antara bahan-bahan tersebut yang murah dan dapat diperoleh. Variasi bahan
pengisis UMMB juga dapat berdasarkan
atas musim panen sehingga limbah hasil
panen tersebut tersedia
dalam jumlah yang berlimpah.