Rabu, 10 Juli 2024

 

PROGRAM YESS KABUPATEN TULUNGAGUNG DI BDSP BPP NGANTRU

MELAKSANAKAN PELATIHAN BAGI PETANI MILENIAL

(MANAJEMEN BISNIS BAGI PEMULA (START UP)

 

((Dalam pelatihan ini peserta diajak membuat))

U MM B

( UREA MOLASSES MULTINUTRIEN BLOK )

 


Adonan untuk 1Kg= (dedak 40%/400gram, Molasses 40%/400gram,  Mineral 1%/10gram, urea8%/80gram, Semen putih3%/30gram,  Garam 8%/80gram, tepung tapioka secukupnya.

 

Oleh: Mudayat, SPt

 

 urea molasses multinutrien blok (U MM B ). Merupakan Penambahan suplemen UMMB telah lama digunakan untuk sapi potong, domba maupun kambing (Evitayami et al., 2004). Tujuan pemberian U M MB adalah penambahan suplemen pada ternak, membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia juga untuk membantu meningkatkan kecernaan dengan cara menstabilkan kondisi keasaman (pH) di dalam rumen. Teknologi pembuatan UMMB dapat diaplikasikan pada wilayah- wilayah dengan sumber pakan utamanya sangat terbatas atau kualitasnya nutrisinya rendah. Teknologi pembuatan UMMB yang mudah serta biaya yang murah dapat dilakukan oleh peternak ruminansia skala kecil (Hennessy, 1984). Suplemen UMMB dapat dibuat dengan menggunakan formulasi yang bervariasi tergantung pada pasokan dan harga bahan- bahan yang dibutuhkan. Selain manfaat tersebut, UMMB juga memiliki palatabilitas tinggi sehingga disukai oleh ternak ruminansia (Yanuartono et al., 2015). Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran manfaat UMMB untuk ternak ruminansia.


UMMB merupakan pakan tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. Bahan pembuat UMMB antara lain adalah urea, molasses, mineral dan bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang cukup tinggi. Suplemen UMMB dibuat dalam bentuk padat, kompak dan keras tetapi larut dalam air sehingga memudahkan ternak untuk menjilatinya (Focus, 2005).

Saat ini UMMB dalam bentuk komersial sudah dapat diperoleh di pasaran. Namun demikian, di wilayah padat ternak atau daerah dengan pendapatan peternak yang rendah akan lebih baik jika peternak diajarkan untuk membuat sendiri dengan bahan bahan lokal yang tersedia di wilayah tersebut. Selain dapat memanfatkan bahan pakan lokal yang tersedia, jika dilihat dari sisi harga, pembuatan UMMB akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli produk jadi UMMB (Garg dan Sherasia, 2011).

Tingkat kekerasan blok sangat tergantung pada komposisinya. Makin tinggi kandungan molasses dan urea makin rendah kepadatannya. Bahan pemadat atau pengisi sangat penting untuk menghasilkan produk yang keras dan tergantung dari jenis bahan pemadatnya. Tingkat kekerasan blok juga dipengaruhi oleh jangka waktu penjemuran. Yanuartono et al. (2014) menunjukkan bahwa penjemuran selama 14-28 hari mampu membuat blok dengan bahan perekat semen menjadi keras. Laporan tersebut senada dengan laporan Mubi et al. (2013) yang menyatakan bahwa penjemuran blok dengan bahan perekat semen selama 30 hari dapatmeningkatkan  kekerasannya.  

Bahan Penyusun UMMB

Urea . Ruminansia mampu memanfaatkan sumber protein yang berbeda dengan hewan Keuntungan penggunaan urea pada pakan ruminansia karena memiliki protein kasar tinggi dan berbentuk senyawa sederhana sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein oleh mikrob rumen (Enseminger dan Olentine, 1978). Pada awal penggunaan urea, level yang dianjurkan adalah 1 dari bahan kering ransum dan tidak lebih melebihi 3% dari campuran konsentrat atau tidak lebih dari sepertiga dari kebutuhan protein (Chalupa, 1968). Pemberian pakan tambahan yang kaya akan mineral dapat membantu tersedian mineral bagi bakteri dalam rumen (Panday, 2010). U rea sering digunakan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat melalui proses amoniasi karena lebih mudah, murah dan lebih aman dibandingkan proses alkalinasi lainnya serta dapat meningkatkan kadar N untuk memasok kebutuhan bagi mikrob rumen (Van Soest, 2006).

Meskipun di satu sisi penggunaan urea sangatlah menguntungkan, namun di sisi lain urea juga memiliki sisi yang merugikan. Keracunan dapat terjadi setiap saat jika ternak ruminansia mendapatkan akses mengonsumsi urea dalam jumlah besar, adaptasi pemberian urea yang terlalu singkat, campuran pakan basal dengan urea yang tidak seimbang, atau pemberian urea dengan konsentrasi yang tinggi pada pakan basal rendah energi, protein dan tinggi serat (Amir et al., 2012). Mengakibatkan keracunan urea

Molasses. Molasses didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dengan cara dicampurkan pada pakan konsentrat, hijauan, limbah pertanian ataupun melalui proses fermentasi pada pembuatan konsentrat, aktivator pembuatan silase dan bahan dasar pembuatan UMMB. Molasses dapat diberikan dalam berbagai bentuk dan sangat bermanfaat dalam situasi pakan basal tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak. Namun demikian, di masa yang akan datang perlu penelitian-penelitian untuk menggantikan molasses dengan sumber lain yang nilai nutrisinya setara dengan molasses. Hal tersebut karena saat ini harga molasses semakin tinggi karena sebagian besar telah diproses lebih lanjut menjadi alkohol yang jauh lebih mahal harga jualnya..

Sumber Mineral . Mineral merupakan bahan yang penting dalam pembuatan UMMB. Sumber mineral yang murah dan mudah didapat pada umumnya berupa tepung kerang, tepung tulang, lactomineral , dolomit, kapur bangunan dan garam dapur (NaCl). Mineral premiks perlu ditambahkan ke dalam UMMB apabila pakan basal yang diberikan memiliki kualitasnya sangat rendah (Yanuartono et al., 2015). Garam dapur selain digunakan sebagai sumber mineral juga dapat meningkatkan palatabilitas serta dapat membatasi konsumsi pakan yang berlebihan dan harganya murah. Semua ternak suka memakan garam apabila disediakan dalam bentuk jilatan ( lick ) atau dalam bentuk halus dilarutkan dalam air minum.

Bahan Pengeras. Semen atau kapur merupakan komponen dalam formulasi UMMB yang digunakan sebagai bahan perekat untuk mengikat semua bahan dan juga merupakan sumber kalsium/Ca (Antwi, 2014). Sekitar 10 sampai 15% semen atau kapur cukup untuk membuat UMMB menjadi keras dan tidak membahayakan ternak. Penelitian menun
jukkan bahwa tidak ada efek negatif dari semen
saat diberikan sampai 1% dari total asupan harian bahan kering, selama waktu pemberian (Mohammed
et al .; 2007; Antwi, 2014). Menurut Aye (2005), penambahan semen sebanyak 10- 15% sebagai bahan pengikat dan pengeras pada UMMB tidak menimbulkan masalah pada ternak. Selain penggunaan semen, tanah liat dapat juga digunakan sebagai bahan perekat pada pembuatan UMMB. Penelitian Omoniyi et al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan semen (10%) sebagai pengikat dikombinasikan dengan tanah liat (5%) terbukti efektif dan efisien sebagai bahan pengikat UMMB.

Bahan Pengisi . Komposisi UMMB sangatlah bervariasi dan di setiap wilayah atau negara ada kemungkinan berbeda, tergantung pada hasil pertanian di wilayah tersebut. Bahan pengisi dalam UMMB digunakan sebagai sumber energi dan protein. Bahan-bahan pengisi ditambahkan agar dapat meningkatkan kandungan nutrisi UMMB dan supaya menjadi bentuk padatan yang kompak. Bahan-bahan pengisi yang paling sering digunakan adalah dedak padi (Gadzama et al ., 2016; Yanuartono et al ., 2016) dan dedak gandum atau pollard (Yanuartono et al., 2014). Sebagai bahan pengisi dalam pembuatan UMMB dapat dipilih variasi di antara bahan-bahan tersebut yang murah dan dapat diperoleh. Variasi bahan pengisis UMMB juga dapat berdasarkan atas musim panen sehingga limbah hasil panen tersebut tersedia dalam jumlah yang berlimpah.

Pengaruh UMMB terhadap Ternak.

Hasil pemberian UMMB pada ternak cukup menjanjikan karena mampu meningkatkan produktivitas.   . Tambahan UMMB tersebut mampu menggantikan hingga 20% dari konsentrat dalam ransum

Keuntungan penggunaan urea pada pakan ruminansia karena memiliki protein kasar tinggi dan berbentuk senyawa sederhana sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein oleh mikrob rumen (Enseminger dan Olentine, 1978). Pada awal penggunaan urea, level yang dianjurkan adalah 1 dari bahan kering ransum dan tidak lebih melebihi 3% dari campuran konsentrat atau tidak lebih dari sepertiga dari kebutuhan protein (Chalupa, 1968). Pemberian pakan tambahan yang kaya akan mineral dapat membantu tersedian mineral bagi bakteri dalam rumen (Panday, 2010). U rea sering digunakan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat melalui proses amoniasi karena lebih mudah, murah dan lebih aman dibandingkan proses alkalinasi lainnya serta dapat meningkatkan kadar N untuk memasok kebutuhan bagi mikrob rumen (Van Soest, 2006).

Meskipun di satu sisi penggunaan urea sangatlah menguntungkan, namun di sisi lain urea juga memiliki sisi yang merugikan. Keracunan dapat terjadi setiap saat jika ternak ruminansia mendapatkan akses mengonsumsi urea dalam jumlah besar, adaptasi pemberian urea yang terlalu singkat, campuran pakan basal dengan urea yang tidak seimbang, atau pemberian urea dengan konsentrasi yang tinggi pada pakan basal rendah energi, protein dan tinggi serat (Amir et al., 2012). Mengakibatkan keracunan urea

Molasses. Molasses didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dengan cara dicampurkan pada pakan konsentrat, hijauan, limbah pertanian ataupun melalui proses fermentasi pada pembuatan konsentrat, aktivator pembuatan silase dan bahan dasar pembuatan UMMB. Molasses dapat diberikan dalam berbagai bentuk dan sangat bermanfaat dalam situasi pakan basal tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak. Namun demikian, di masa yang akan datang perlu penelitian-penelitian untuk menggantikan molasses dengan sumber lain yang nilai nutrisinya setara dengan molasses. Hal tersebut karena saat ini harga molasses semakin tinggi karena sebagian besar telah diproses lebih lanjut menjadi alkohol yang jauh lebih mahal harga jualnya.

Molasses juga dapat menyebabkan keracunan. Gejala-gejala yang dapat terlihat yaitu terjadinya inkoordinasi dan kebutaan yang disebabkan oleh deteorisasi otak yang mirip dengan nekrosis serebrokortikal (Senthilkumar et al., 2016). Gejala awal keracunan molasses adalah ternak menolak mengonsumsi molasses, hipersalivasi, berputar-putar di dalam kandang, selanjutnya rubuh dan mengalami koma dan mati (Rowe et al., 1977). Pemberian hijauan berkualitas tinggi pada ternak dapat mencegah terjadinya keracunan tersebut.

Sumber Mineral . Mineral merupakan bahan yang penting dalam pembuatan UMMB. Sumber mineral yang murah dan mudah didapat pada umumnya berupa tepung kerang, tepung tulang, lactomineral , dolomit, kapur bangunan dan garam dapur (NaCl). Mineral premiks perlu ditambahkan ke dalam UMMB apabila pakan basal yang diberikan memiliki kualitasnya sangat rendah (Yanuartono et al., 2015). Garam dapur selain digunakan sebagai sumber mineral juga dapat meningkatkan palatabilitas serta dapat membatasi konsumsi pakan yang berlebihan dan harganya murah. Semua ternak suka memakan garam apabila disediakan dalam bentuk jilatan ( lick ) atau dalam bentuk halus dilarutkan dalam air minum.

Bahan Pengeras. Semen atau kapur merupakan komponen dalam formulasi UMMB yang digunakan sebagai bahan perekat untuk mengikat semua bahan dan juga merupakan sumber kalsium/Ca (Antwi, 2014). Sekitar 10 sampai 15% semen atau kapur cukup untuk membuat UMMB menjadi keras dan tidak membahayakan ternak. Penelitian menun- jukkan bahwa tidak ada efek negatif dari semen saat diberikan sampai 1% dari total asupan harian bahan kering, selama waktu pemberian (Mohammed et al .; 2007; Antwi, 2014). Menurut Aye (2005), penambahan semen sebanyak 10- 15% sebagai bahan pengikat dan pengeras pada UMMB tidak menimbulkan masalah pada ternak. Selain penggunaan semen, tanah liat dapat juga digunakan sebagai bahan perekat pada pembuatan UMMB. Penelitian Omoniyi et al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan semen (10%) sebagai pengikat dikombinasikan dengan tanah liat (5%) terbukti efektif dan efisien sebagai bahan pengikat UMMB.

Bahan Pengisi . Komposisi UMMB sangatlah bervariasi dan di setiap wilayah atau negara ada kemungkinan berbeda, tergantung pada hasil pertanian di wilayah tersebut. Bahan pengisi dalam UMMB digunakan sebagai sumber energi dan protein. Bahan-bahan pengisi ditambahkan agar dapat meningkatkan kandungan nutrisi UMMB dan supaya menjadi bentuk padatan yang kompak. Bahan-bahan pengisi yang paling sering digunakan adalah dedak padi (Gadzama et al ., 2016; Yanuartono et al ., 2016) dan dedak gandum atau pollard (Yanuartono et al., 2014). Sebagai bahan pengisi dalam pembuatan UMMB dapat dipilih variasi di antara bahan-bahan tersebut yang murah dan dapat diperoleh. Variasi bahan pengisis UMMB juga dapat berdasarkan atas musim panen sehingga limbah hasil panen tersebut tersedia dalam jumlah yang berlimpah.

0 komentar:

Posting Komentar